Sabtu, 22 Juni 2013

Empat Amal Terberat Menurut Ali Bin Abi Thalib


Ada empat macam amal yang menurut Sayyidina Ali Karramallahu Wajhah dianggap paling berat untuk dilakukan oleh seorang muslim. Amalan tersebut adalah Pertama, al’afwu ‘indal ghadhab memberi maaf ketika dalam keadaan emosi. Memberikan maaf bukanlah hal yang mudah, apalagi ketika dalam keadaan emosi. Untuk itulah Rasulullah SAW pernah mengajari para sahabat untuk mengambil air wudhu sebagai cara meredamkan marah. Karena marah merupakan bentuk lain dari api setan yang menyala-nyala, dan api itu hanya bisa dikalahkan oleh air (wudhu).

Oleh karena itu jika seseorang dalam keadaan marah masih bisa memberikan maaf kepada orang lain, maka sungguh itulah manusia yang beruntung. Oleh karena itu, Allah SWT menjamin siapapun yang dapat mengendalikan emosi dan amarahnya selamat dari siksaan api neraka . Demikian keterangan sebuah hadits yang berbunyi: “Barang siapa yang mampu mengendalikan amarahnya, maka Allah akan mengendalikan (menjauhkan ) siksa-Nya”. 

Amal berat kedua adalah al juudi fil ‘usroh menjadi pemurah dan dermawan ketika kondisi keuangan kita sedang sempit atau tidak mapan. Menjadi dermawan bukanlah perkara gampang, apalagi menjadi dermawan ketika kondisi keuangan sangat menipis. Oleh karena itu Allah SWT memposisikan orang dermawan sangat dekat dengan-Nya. Sampai-sampai dalam sebuah hadits diterangkan: Bahwa orang yang dermawan dekat dengan Allah, dekat dengan surga, dekat dengan masyarakatnya dan jauh dari neraka.” Dengan kata lain, bagi siapapun yang ingin memposisikan diri dekat dengan Allah SWT, maka hendaklah ia menjadi orang yang dermawan, baik dalam kondisi longgar, lebih-lebih dalam kondisi sempit.

Ketiga adalah al-iffah fil khulwah, yaitu menghindarkan diri dari tindakan haram dalam keadaan sepi tanpa ada siapapun yang melihatnya. Amal ketiga ini merupakan ujian akan keikhlasan seseorang dalam beramal, bahwa untuk melakukan ataupun menghindari dosa seseorang tidak perlu memperhatikan orang di lingkungannya. Mengingat jika seseorang melakukan sesuatu (amal) karena orang lain akan disebut riya, dan jika meninggalkan sesuatu karena orang lain menjadi syirik. Sebagaimana diungkapkan oleh Ibnu Iyadh: Ibnu Iyadh, bahwa tidak melakukan sesuatu karena manusia adalah riya, dan melakukan sesuatu karena manusia adalah syirik”.

Keempat adalah qaulul haq liman yahofuhu au yajuruhu, yaitu berkata benar di depan orang yang ditakuti atau dihormati (diharapkan). Jelas sekali materi terakhir ini berhubungan dengan kejujuran, lantaran kebanyakan orang berbicara menyesuaikan atau melihat siapa yang diajak bicara. Seringkali orang akan membicarakan hal-hal yang disukai lawan bicaranya, apalagi jika lawan bicara itu merupakan orang yang ditakuti karena hubungan kerja atau hubungan keluarga. Dengan kata lain amal terberat ke empat ini merupakan usaha meghindarkan diri dari kebiasaan menjilat. Baik menjilat kepada atasan atau kepada orang yang diharapkan. Dengan demikian, materi keempat ini sesuai tuntunan قل الحق ولو كان مر   “Katakanlah kebenaran walau pahit adanya”. Semoga bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar