Salah
satu nasehat dari sahabat Abu Bakar As-Shidiq mengenai kehidupan ini adalah
mengenai lima jenis kegelapan yang menjadikan pekatnya kehidupan manusia. Namun
lima kegelapan itu dapat disirnakan oleh lima macam cahaya. Pertama
حب الدنيا ظلمة والسراج لها التقوى “hubbud dunya dhulmatun
was siroju lahat taqwa” Kegelapan terjadi akibat dari sifat cinta manusia
kepada kehidupan dunia secara berlebih-lebihan, dan cahaya yang bisa menghilangkannya
adalah taqwa. Terlalu mencintai kehidupan dunia (hubbud dunya) akan menyebabkan seseorang menghampiri
perkara-perkara syubhat, yaitu perkara
yang tidak jelas kadar halal dan haramnya.
Kemudian
yang syubhat itu akan menghantarkan manusia
kepada yang makruhat, yaitu perkara
yang dibenci oleh syariat. Jika sudah demikian maka akhirnya jatuhlah ia di
lembah muharramat, perkara yang
dilarang oleh agama. Semua ini berawal dari semangat yang berlebihan pada cinta
kehidupan dunia. Oleh karena itu Rasulullah saw pernah bersabda bahwa حب
الدنيا رأس كل خطيئة “cinta dunia
adalah pangkal semua keburukan”.
Kedua, والذنب
ظلمة والسراج له التوبة wad-dzanbu
dhulmatun was siroju lahut taubatu. Kegelapan akibat dosa dapat disirnakan
melalui taubat. Sesungguhnya seorang hamba
apabila ia berbuat kesalahan maka dihatinya akan tertera setitik noda. Ketika
ia telah beristighfar (meminta ampunan) dan bertaubat maka hati itu akan
kembali cemerlang dan jika ia kembali melakukan kesalahan serupa maka hatinya
itu telah tertutup. Seperti halnya firman Allah dalam al-Muthafifin “demikian
sebenarnya apa yang mereka lakukan itu telah menutupi hati mereka”.
Ketiga, والقبر
ظلمة والسراج له لا إله إلا الله wal
qabru dhulmatun was siroju lahu ‘la ilaha illallah’, kegelapan di alam qubur dan yang
akan menyinarinya adalah kalimat tauhid “la
ilaha illallah”. Nasehat ketiga ini didasarkan kepada Hadits Rasulullah SAW
‘bahwasannya Allah swt mengharamkan atas api neraka orang yang mengatakan “la ilaha illallah”. إن
الله تعالى حرم على النار من قال لا اله إالا الله Dalam
Hadist al-Khatib disebutkan bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda “bahwasannya
siapa yang membaca la ilaha illallah
dengan ikhlas akan masuk surga. Kemudian orang-orang bertanya bagaimana ikhlas
itu ya Rasulullah? Rasulullah menjawa ya apabila kalian merintangi diri dari
segala yang dilarang Allah”.
Keempat, والأخرة ظلمة والسراج لها
الأعمال الصالحة
wal akhiratu dhulmatun was siroju
lahal ‘amalus shalih. Kegelapan yang ada di akahirat sebagaimana keadaannya
hanya dapat disinari dengan amal kebaikan. Maka selagi masih ada kesempatan
berbondong-bondonglah melakukan dan mengumpulkan berbagai amal kebaikan. Bahkan
Allah SWT sendiri menjadikan berbagai macam keringanan (rukhshah) agar manusia mengumpulkan sebanyak mungkin kebaikan.
Begitu pentingnya posisi rukhshah dalam
syariat hingga Rasulullah SAW bersabda : أدوا
العزائم واقبلوا الرخصة ودعوا الناس فقد كفتموهم “Lakukanlah berbagai
kehendak (baikmu) dan terimalah keringanan dari Allah dan ajaklah orang-orang
semuanya, maka yang demikian cukuplah bagimu”. Begitu berharganya keringanan
itu hingga Rasulullah saw sedikit menghimbau bahwa:
من لم يقبل رخصة الله كان
عليه من الإثم مثل جبل عرفة
“Barang
siapa yang tidak mau menerima keringanan dari Allah SWT maka dia menanggung
dosa sebesar gunung ara’fah”.
Hal
ini perlu difahami bahwasannya rukhshah yang diberikan oleh Allah SWT. merupakan
kesempatan dan peluang yang sebaiknya segera dikonversi menjadi amal kesalehan,
karena amal shalehlah yang akan menolong kehidupan di akhirat nanti.
Kelima, والصراط ظلمة والسراج له
اليقين was sirathu dhulmatun wa siroju lahal
yaqinu. Disebutkan,
bahwa titian atau jembatan di hari akhir nanti sangatlah gelap, dan yang akan
menerangi perjalanan kita melewati jembatan itu adalah keyakinan. Yakin atas
petunjuk Allah SWT dan menghilangkan berbagai macam keraguan. Demikianlah,
nasehat sayyidina Abu Bakar mengenai lima kegelapan yang harus disiapkan
penerangnya oleh kita semua agar perjalanan kelak lancar tanpa halangan apapun.
Semoga bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar