Senin, 24 Juni 2013

LIMA CAHAYA NASEHAT SAHABAT ABU BAKAR

Salah satu nasehat dari sahabat Abu Bakar As-Shidiq mengenai kehidupan ini adalah mengenai lima jenis kegelapan yang menjadikan pekatnya kehidupan manusia. Namun lima kegelapan itu dapat disirnakan oleh lima macam cahaya. Pertama  حب الدنيا ظلمة والسراج لها التقوىhubbud dunya dhulmatun was siroju lahat taqwa” Kegelapan terjadi akibat dari sifat cinta manusia kepada kehidupan dunia secara berlebih-lebihan, dan cahaya yang bisa menghilangkannya adalah taqwa. Terlalu mencintai kehidupan dunia (hubbud dunya) akan menyebabkan seseorang menghampiri perkara-perkara syubhat, yaitu perkara yang tidak jelas kadar halal dan haramnya.

Kemudian yang syubhat itu akan menghantarkan manusia kepada yang makruhat, yaitu perkara yang dibenci oleh syariat. Jika sudah demikian maka akhirnya jatuhlah ia di lembah muharramat, perkara yang dilarang oleh agama. Semua ini berawal dari semangat yang berlebihan pada cinta kehidupan dunia. Oleh karena itu Rasulullah saw pernah bersabda bahwa حب الدنيا رأس كل خطيئة “cinta dunia adalah pangkal semua keburukan”.

Kedua, والذنب ظلمة والسراج له التوبة  wad-dzanbu dhulmatun was siroju lahut taubatu. Kegelapan akibat dosa dapat disirnakan melalui taubat. Sesungguhnya seorang hamba apabila ia berbuat kesalahan maka dihatinya akan tertera setitik noda. Ketika ia telah beristighfar (meminta ampunan) dan bertaubat maka hati itu akan kembali cemerlang dan jika ia kembali melakukan kesalahan serupa maka hatinya itu telah tertutup. Seperti halnya firman Allah dalam al-Muthafifin “demikian sebenarnya apa yang mereka lakukan itu telah menutupi hati mereka”.

Ketiga, والقبر ظلمة والسراج له لا إله إلا الله wal qabru dhulmatun was siroju lahu ‘la ilaha illallah’, kegelapan di alam qubur dan yang akan menyinarinya adalah kalimat tauhid “la ilaha illallah”. Nasehat ketiga ini didasarkan kepada Hadits Rasulullah SAW ‘bahwasannya Allah swt mengharamkan atas api neraka orang yang mengatakan “la ilaha illallah”. إن الله تعالى حرم على النار من قال لا اله إالا الله Dalam Hadist al-Khatib disebutkan bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda “bahwasannya siapa yang membaca la ilaha illallah dengan ikhlas akan masuk surga. Kemudian orang-orang bertanya bagaimana ikhlas itu ya Rasulullah? Rasulullah menjawa ya apabila kalian merintangi diri dari segala yang dilarang Allah”.

Keempat, والأخرة ظلمة والسراج لها الأعمال الصالحة  wal akhiratu dhulmatun was siroju lahal ‘amalus shalih. Kegelapan yang ada di akahirat sebagaimana keadaannya hanya dapat disinari dengan amal kebaikan. Maka selagi masih ada kesempatan berbondong-bondonglah melakukan dan mengumpulkan berbagai amal kebaikan. Bahkan Allah SWT sendiri menjadikan berbagai macam keringanan (rukhshah) agar manusia mengumpulkan sebanyak mungkin kebaikan. Begitu pentingnya posisi rukhshah dalam syariat hingga Rasulullah SAW bersabda : أدوا العزائم واقبلوا الرخصة ودعوا الناس فقد كفتموهم “Lakukanlah berbagai kehendak (baikmu) dan terimalah keringanan dari Allah dan ajaklah orang-orang semuanya, maka yang demikian cukuplah bagimu”. Begitu berharganya keringanan itu hingga Rasulullah saw sedikit menghimbau bahwa:
من لم يقبل رخصة الله كان عليه من الإثم مثل جبل عرفة
“Barang siapa yang tidak mau menerima keringanan dari Allah SWT maka dia menanggung dosa sebesar gunung ara’fah”.

Hal ini perlu difahami bahwasannya rukhshah yang diberikan oleh Allah SWT. merupakan kesempatan dan peluang yang sebaiknya segera dikonversi menjadi amal kesalehan, karena amal shalehlah yang akan menolong kehidupan di akhirat nanti.

Kelima, والصراط ظلمة والسراج له اليقين was sirathu dhulmatun wa siroju lahal yaqinu. Disebutkan, bahwa titian atau jembatan di hari akhir nanti sangatlah gelap, dan yang akan menerangi perjalanan kita melewati jembatan itu adalah keyakinan. Yakin atas petunjuk Allah SWT dan menghilangkan berbagai macam keraguan. Demikianlah, nasehat sayyidina Abu Bakar mengenai lima kegelapan yang harus disiapkan penerangnya oleh kita semua agar perjalanan kelak lancar tanpa halangan apapun. Semoga bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar