Jumat, 14 Juni 2013

SEJARAH DAN KEISTIMEWAAN SHOLAT JUM'AT

Hari Jum’at adalah sayyidul ayyam. Artinya Jum’at mempunyai keistemewaan dibandingkan hari lain. Jika nama-nama hari yang lain menunjukkan urutan angka (ahad artinya hari pertama, itsnain atau senin adalah hari kedua, tsulatsa atau selasa adalah hari ketiga, arbi’a atau Rabu adalah hari keempat dan khamis atau kamis adalah hari kelima), maka Jum’at adalah jumlah dari kesemuanya.

Sebagian riwayat kata Jum’at diambil dari kata jama’a yang artinya berkumpul, artinya sebagai waktu berkumpulnya umat muslim untuk melaksanakan kebaikan shalat Jum’at. Salah satu bukti keistimewaan hari Jum’at adalah disyariatkannya sholat Jum’at. Yaitu shalat dhuhur berjamaah pada hari Jum’at.

Peristiwa Yang Terjadi Pada Hari Jum’at:
- Allah menciptakan manusia pertama pada jum’at, dalam hal ini adalah Nabi Adam AS
- Beliau dimasukkan ke dalam surga pada hari jum’at
- Pada hari jum’at ia diturunkan ke bumi
- Pada hari jum’at juga terjadi menjadi saksi perjumpaan atau hari bertemunya Nabi Adam dan Siti Hawa di Jabal Rahmah
- Pada hari jum’at Nabi Adam Meninggal
- Kiamat juga akan terjadi pada hari jum’at;

Amalan Yang Dilakukan di Hari Jum’at
-       Sholat Jum’at
Shalat Jum’at -Jum’atan- bisa dianggap sebagai muktamar mingguan –mu’tamar usbu’iy- yang mempunyai nilai kemasyarakatan sangat tinggi. Karena pada hari Jum’at inilah umat muslim dalam satu daerah tertentu dipertemukan. Mereka dapat saling berjumpa, bersilaturrahim, bertegur sapa, saling menjalin keakraban. Mereka yang mukim di daerah barat bisa bertemu dengan kelompok timur dan sebagainya. Begitu pula dalam lingkup perkotaan, Jum’atan ternyata mampu menjalin kebersamaan antar karyawan. Mereka yang setiap harinya sibuk bekerja di lantai enam, bisa bertemu sesama karyawan yang hari-harinya bekerja di lantai tiga dan seterusnya.

Kebersamaan dan silaturrahim ini tentunya sulit terjadi jikalau Jum’atan boleh dilakukan seorang diri seperti pendapat Ibnu Hazm, atau cukup dengan dua orang saja seperti qaul-nya Imam Nakho’i, atau pendapat Imam Hanafi yang memperbolehkan Jum’atan dengan tiga orang saja berikut Imamnya. Oleh sebab itu menurut Imam Syafi’i Jum’atan bisa dianggap sah jika diikuti oleh empat puluh orang lelaki. Dengan kat lain, penentuan empat puluh lelaki sebagai syarat sah sholat Jum’at oleh Imam Syafi’i memiliki faedah yang luar bisa.

Keistimewaan yang lain adalah pada hari jum’at Malaikat berada di pintu masjid, malaikat akan mencatat siapa yang lebih dahulu masuk masjid, dan mereka akan menutup buku absen saat imam naik mimbar. Sampai Rasulullah menggambarkan pahala bagi orang yang pertama kali memasuki masjid maka orang tersebut seperti bersedekah seekor unta, orang kedua seperti bersedekah sapi, orang ketiga seperti bersedekah kambing, orang keempat seperti bersedekah ayam, dan orang kelima seperti bersedekah sebutir telur, dan tidak ada lagi keistimewaan lagi setelah itu. Oleh karena itu, memakai pakaian rapi, memakai wewangian.

Saat khotib sedang khutbah maka haram hukumnya berbicara, bahkan lebih dari itu, barang siapa yang memegang batu kerikil maka ia telah lagha, dan barang siapa yang lagha maka tidak ada pahala jum’at baginya.

Memperbanyak Shalawat, Nabi mengatakan pada hari jum’at terdapat peristiwa-peristiwa penting, dan nanti pada hari jum’at pula akan terjadi peritiwa yang sangat dahsyat, yaitu hari kiamat, maka perbanyaklah shalawat kepadaku, agar kalian semua diberi keselamatan oleh Allah
-       Memotong kuku dan rambut
-       Mandi hari Jum’at, karena mengandung unsur ibadah, karena hukumnya sunnah.
Dalam Al-Hawi Kabir karya al-Mawardi, Imam Syafi’i menjelaskan sunnahnya mandi pada hari Jum’at. Meskipun sholat Jum’at dilaksanakan pada waktu sholat dhuhur, namun mandi Jum’at boleh dilakukan semenjak dini hari, setelah terbit fajar. Salah satu hadits menerangkan bahwa siapa yang mandi pada hari Jum’at dan mendengarkan khutbah Jum’at, maka Allah akan mengampuni dosa di antara dua Jum’at.

Oleh karena itu, baiknya kita selalu menyertakan niat setiap mandi di pagi hari Jum’at. Karena hal itu akan memberikan nilai ibadah pada mandi kita. Inilah yang membedakan mandi di pagi hari Jum’at dengan mandi-mandi yang lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar