Jumat, 28 Juni 2013

SELAMATKAN GENERASI MUDA INDONESIA OLEH FAIZ AMINUDDIN


Dewasa ini pertukaran budaya antar negara sudah tidak terbendung lagi, hal ini dikarenakan media informasi baik cetak maupun elektronik sudah semakin berkembang dan canggih. Kemudahan mengakses informasi melalui internet, jaringan televisi internasional, radio, majalah dan VCD atau DVD tidak disangkal lagi mempunyai pengaruh besar terhadap perkembangan suatu bangsa. Namun, informasi publik yang begitu mudah diakses oleh semua kalangan termasuk para remaja memunculkan kekhawatiran tersendiri, karena bisa juga menjadi boomerang manakala banyak para remaja yang terhipnotis kehidupan bebas ala barat yang banyak bertentangan dengan syariat Islam atau terhipnotis dengan ajaran-ajaran Islam garis keras yang begitu gencar dilakukan.

Dalam masalah moral atau akhlak, saat ini banyak oknum generasi muda kita yang terlibat kasus geng motor, seks bebas, tawuran, narkoba dan kasus kriminal yang lain. Ibu Negara Ani Yudhoyono pada acara “Aksi Peduli Anak Bangsa Bebas Narkoba” tahun 2010 pernah menyampaikan, bahwa remaja yang sudah terkontaminasi narkoba mencapai 19% dari jumlah remaja di Indonesia, atau sekitar 14 ribu remaja. Lain halnya tentang masalah seksual, data dari BKKBN menyatakan 51% remaja pernah melakukan seks bebas, artinya separo lebih remaja di Indonesia pernah melakukan hubungan badan yang mestinya belum waktunya dilakukan. Angka sebesar itu tentu membuat miris berbagai kalangan, sebab begitu banyak remaja yang sudah bertindak di luar ajaran agama, padahal Indonesia adalah negara yang terkenal dengan negara yang menekankan nilai-nilai moral dan akhlak mulia.

Sementara itu dalam masalah sosial keagamaan, saat ini marak terjadi fenomena kekerasan atas nama agama yang dilakukan oleh kelompok-kelompok radikal, anehnya tidak sedikit remaja yang terpengaruh ajaran tersebut. Memang tidak bisa dipungkiri, pasca-reformasi upaya untuk menyebarluaskan faham keagamaan yang eksklusif dan radikal cukup marak dan massif. Pola rekruitmen anggota baru juga berlangsung dengan sasaran yang lebih luas, tidak hanya orang-orang yang dewasa tetapi juga telah merambah para remaja juga. Padahal nilai ajaran yang dibawa sangat bertolakbelakang dengan prinsip founding  fathers bangsa ini. Diantaranya adalah mereka ingin menyeragamkan pandangan dan sikap keagamaan yang sesuai dengan apa yang mereka yakini, keyakinan di luar mereka dianggap sesat. Sikap seperti itu disebabkan karena pemahaman yang sangat literal dan dangkal terhadap teks-teks keagamaan tanpa memperhatikan historisitas teks itu sendiri.

Mereka juga berpendapat bahwa tatanan kehidupan beragama, sosial dan politik yang ada di negara Indonesia tidak sesuai dengan cita-cita mereka. Oleh karena itu, mereka berpandangan hal itu harus dirubah dan disesuaikan dengan pemahaman atau ideologi mereka tidak peduli walaupun harus dilakukan dengan cara kekerasan serta cara yang bertentangan dengan prinsip-prinsip ajaran agama. Seperti melakukan bom bunuh diri, melakukan teror kepada kelompok/agama lain, intoleran dan merasa paling benar.

Fenomena tersebut tentu akan berdampak buruk dan membahayakan kehidupan berbangsa di masa yang akan datang, karena remaja adalah calon pemimpin dan penerus dari generasi-generasi sebelumnya, jika hal ini dibiarkan maka “peradaban jahiliyah baru” tinggal menunggu waktu. Terlebih, secara teori periode remaja adalah sebuah periode dimana seorang anak mengalami masa transisi menuju masa dewasa, sehingga akan cenderung labil karena sedang berproses menuju proses kematangan akal, sosial dan emosional. Pada tahap ini pula remaja biasanya lemah dalam penggunaan nilai-nilai, norma dan kepercayaan. Akibatnya, mereka lebih suka bertindak ceroboh, trial and error dan  rela mengorbankan moralitas untuk mendapatkan pujian dari kelompok referensi mereka tanpa harus memikirkan resiko-resiko atau akibat-akibat yang akan terjadi.
                                   
Oleh karena itu perlu dilakukan upaya yang sistematis untuk menanggulangi dan mengantisipasi pengaruh negatif dari serangan orang-orang yang ingin menghancurkan moral remaja Islam dan juga mengantisipasi remaja-remaja kita dari faham keagamaan yang eksklusif serta radikal. Sayangnya, meskipun ancaman tersebut cukup nyata akan tetapi tidak banyak individu, kelompok atau ormas yang memiliki kepedulian untuk berpartisipasi aktif menanggulanginya. Untuk itulah, mari menjadi insan yang tidak acuh terhadap perilaku menyimpang para remaja yang ada di sekitar kita, dan selamatkan mereka dari kehancuran moral. Terlebih kewajiban berdakwah adalah bukan hanya tugas dari Ulama' atau Ustadz saja, tetapi menjadi tugas setiap kaum muslimin dan muslimat, mengingat satu muslim dengan muslim yang lain adalah bersaudar, jadi harus saling mengingatkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar