Sabtu, 15 Juni 2013

TANTANGAN ISLAM DI ZAMAN MODERN OLEH FAIZ AMINUDDIN



Di zaman yang disebut sebagai era teknologi informasi, media informasi adalah kunci dari segalanya, sehingga sampai ada pendapat bahwa siapa yang menguasai media informasi maka dialah yang akan mengedalikan dunia. Mengingat media informasi bisa menjadikan bumi yang sebesar ini seakan-akan menjadi sebuah kampung, peristiwa yang terjadi pada hari ini di di belahan dunia manapun akan diketahui dengan cepat oleh seluruh penduduk bumi. Lantas bagaimanakah nasib umat muslim yang hingga kini masih menjadi konsumen informasi?

Penguasaan teknologi informasi memang menjadi salah satu kelemahan umat Islam, tidak mengherankan bila melalui media informasi akhirnya masyarakat Barat/non-muslim bisa dengan leluasa menganggap Islam sebagai agama yang suka melakukan aksi kekerasan, anti toleransi, suka mengintimidasi, aggressor dan lain sebagainya.

Di sisi lain, era teknologi informasi sebagai bagian dari kemajuan iptek membuat orang bisa dengan mudah melaksanakan pekerjaannya. Kemajuan iptek mempunyai pengaruh signifikan terhadap cara berfikir, bersikap, maupun tingkah laku manusia. Kemajuan iptek juga membuat manusia lebih sempurna dalam menguasai, melestarikan dan mengelola alam untuk kepentingan dan kesejahteraan hidup mereka. Namun di sisi lain, kemajuan iptek justru menimbulkan dampak sampingan yang kurang menguntungkan yang bisa mengancam kehidupan mereka sendiri, misalnya polusi udara, polusi kimia, kerusakan fisik dan sosial serta memburuknya sumber air atau hutan sebagai indikasi semakin merosotnya kualitas alam, sebagaimana Allah berfirman dalam surah Ar-Rum ayat 41:

Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)”. Ayat ini jelas menjelaskan bahwa terjadinya kerusakan di belahan bumi akibat dari ulah perbuatan manusia sendiri.

Lebih lanjut, perkembangan iptek menuntut seseorang untuk terus memperbaiki kualitas diri melalui ilmu pengetahuan. Nabi SAW sampai mengingatkan bahwa barang siapa yang menghendaki dunia, maka ia hanya dapat meraihnya dengan ilmu, dan barang siapa menghendaki akhirat, maka harus dengan ilmu dan barang siapa yang meinginginkan kedua-duanya juga harus dengan ilmu. Pesan moral Rasulullah SAW ini menjadikan ilmu sebagai benteng hidup dan kunci dalam kancah bersaing dipercaturan era globalisasi.

Ditambah lagi, di masa peradaban masyarakat informasi, informasi menjadi kebutuhan primer dan bahkan menjadi sumber kekuasaan, sebab informasi dapat mempengaruhi dan membentuk pikiran, sikap dan perilaku manusia. Pertanyaannya apakah ada seseorang atau negara muslim yang menguasai informasi? Jika tidak ada, maka selama itu Islam akan terus menjadi bahan pemberitaan yang selalu dipojokkan. Hal ini karena umat Islam lemah dalam penguasaan media informasi. Berikut ini beberapa sisi kelemahan kita sebagai seorang muslim dalam kaitannya hidup di zaman teknologi informasi.

Pertama, umat Islam lemah dalam penguasaan IT (informasi teknologi). Pada era media informasi sekarang ini, arus informasi dunia lebih banyak dikuasai dan dikendalikan non-muslim yang memandang Islam sebagai musuh yang harus dihancurkan. Mereka menggunakan sarana informasi untuk mengangkat isu-isu global dan kepentingan mereka sendiri. Seperti isu HAM, demokrasi, lingkungan hidup, terorisme, gender, yang semuanya itu dijadikan alat propaganda demi kepentingan mereka. Sedangkan umat Islam tidak mempunyai media massa yang memadai untuk memperjuangkan dan menegakkan nilai-nilai Islam atau membela kepentingan agama dan umat. Akibat tidak tersalurkannya aspirasi umat itu, maka umat Islam hanya menjadi konsumen dan menjadi rebutan media massa lain yang tidak jarang membawa informasi yang sepihak, subjektif dan terkadang menyesatkan. Akibatnya umat Islam dikuasai dan dijejali oleh nilai-nilai dan budaya sekulerisme, materialisme, hedonisme dan lain sebagainya.

Kedua, adanya pemojokan terhadap Islam, yakni pemberitaan yang tidak seimbang dan memojokkan Islam di dunia internasional. Agar dunia membenci dan memandang negatif kepada Islam. Media-media massa kaum kafir gencar mensosialisasikan nilai-nilai, pemikiran, dan budaya mereka ke dunia Islam dengan tujuan mempengaruhi gaya hidup umat Muslim supaya bertentangan dengan syariat. Sebagaimana kita ketahui bahwa link media massa, kantor-kantor berita, surat kabar, penerbitan, jaringan TV, radio dikuasai oleh orang-orang non-muslim (dalam hal ini Yahudi) seperti Reuter, jaringan TV internasional (CNN, BBC, CBS, NBS). Selain itu, mereka juga menguasai perusahaan perfilman seperti FOX Company, Golden Company, Metro Company, Warners & Broos Company dan Paramount Company serta lain sebagainya. Melalui jaringan tersebut Islam diopinikan negatif, mereka menciptakan pendapat umum bahwa Islam dan umatnya sebagai agama berbahaya, intoleran, anti demokrasi, ortodoks, haus darah dan masih banyak lagi.

Ketiga, fobia terhadap Islam sebagai akibat adanya pengaruh dari pemberitaan yang terus memojokkan Islam yang mengakibatkan terjadinya fobia terhadap Islam. penyakit ini pernah ditularkan oleh kaum kafir Quraisy. Ketakutan yang menimbulkan rasa benci terhadap Islam yang berasal dari ketidaktahuan mereka tentang Islam. Lebih dari itu, mereka khawatir dengan Islam sebagai agama yang memiliki potensi mengancam keberlangsungan kelompok mereka. Boleh jadi, jika sekarang wajah Islam terkesan menakutkan, di samping karena banyak umat yang tidak melaksanakan ajaran Islam secara baik dan benar, juga dikarenakan keberhasilan propaganda media barat/non-muslim lewat jaringan media massa yang mereka kuasai.

Oleh karena itu, mari senantiasa kita tingkatkan terus belajar ilmu pengetahuan terutama teknologi informasi dan media massa, karena keduanya merupakan senjata ampuh yang mampu membentuk image agama Islam sebagai agama yang rahmatan lil alamin. Wallahu ‘A’lam.
                                                                                                              Disarikan dari NU Online

Tidak ada komentar:

Posting Komentar