Di zaman yang disebut sebagai era teknologi informasi,
media informasi adalah kunci dari segalanya, sehingga sampai ada pendapat bahwa
siapa yang menguasai media informasi maka dialah yang akan mengedalikan dunia. Mengingat
media informasi bisa menjadikan bumi yang sebesar ini seakan-akan menjadi sebuah
kampung, peristiwa yang terjadi pada hari ini di di belahan dunia manapun akan
diketahui dengan cepat oleh seluruh penduduk bumi. Lantas bagaimanakah nasib
umat muslim yang hingga kini masih menjadi konsumen informasi?
Penguasaan teknologi informasi memang menjadi salah
satu kelemahan umat Islam, tidak mengherankan bila melalui media informasi akhirnya
masyarakat Barat/non-muslim bisa dengan leluasa menganggap Islam sebagai agama
yang suka melakukan aksi kekerasan, anti toleransi, suka mengintimidasi,
aggressor dan lain sebagainya.
Di sisi lain, era teknologi informasi sebagai bagian
dari kemajuan iptek membuat orang bisa dengan mudah melaksanakan pekerjaannya.
Kemajuan iptek mempunyai pengaruh signifikan terhadap cara berfikir, bersikap,
maupun tingkah laku manusia. Kemajuan iptek juga membuat manusia lebih sempurna
dalam menguasai, melestarikan dan mengelola alam untuk kepentingan dan
kesejahteraan hidup mereka. Namun di sisi lain, kemajuan iptek justru
menimbulkan dampak sampingan yang kurang menguntungkan yang bisa mengancam
kehidupan mereka sendiri, misalnya polusi udara, polusi kimia, kerusakan fisik
dan sosial serta memburuknya sumber air atau hutan sebagai indikasi semakin
merosotnya kualitas alam, sebagaimana Allah berfirman dalam surah Ar-Rum ayat
41:
“Telah
nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia,
Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan
mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)”. Ayat ini jelas
menjelaskan bahwa terjadinya kerusakan di belahan bumi akibat dari ulah
perbuatan manusia sendiri.
Lebih lanjut, perkembangan iptek menuntut seseorang
untuk terus memperbaiki kualitas diri melalui ilmu pengetahuan. Nabi SAW sampai
mengingatkan bahwa barang siapa yang menghendaki dunia, maka ia hanya dapat
meraihnya dengan ilmu, dan barang siapa menghendaki akhirat, maka harus dengan
ilmu dan barang siapa yang meinginginkan kedua-duanya juga harus dengan ilmu. Pesan
moral Rasulullah SAW ini menjadikan ilmu sebagai benteng hidup dan kunci dalam
kancah bersaing dipercaturan era globalisasi.
Ditambah lagi, di masa peradaban masyarakat
informasi, informasi menjadi kebutuhan primer dan bahkan menjadi sumber
kekuasaan, sebab informasi dapat mempengaruhi dan membentuk pikiran, sikap dan perilaku
manusia. Pertanyaannya apakah ada seseorang atau negara muslim yang menguasai
informasi? Jika tidak ada, maka selama itu Islam akan terus menjadi bahan
pemberitaan yang selalu dipojokkan. Hal ini karena umat Islam lemah dalam
penguasaan media informasi. Berikut ini beberapa sisi kelemahan kita sebagai
seorang muslim dalam kaitannya hidup di zaman teknologi informasi.
Pertama,
umat Islam lemah dalam penguasaan IT (informasi teknologi). Pada era media informasi
sekarang ini, arus informasi dunia lebih banyak dikuasai dan dikendalikan non-muslim
yang memandang Islam sebagai musuh yang harus dihancurkan. Mereka menggunakan
sarana informasi untuk mengangkat isu-isu global dan kepentingan mereka
sendiri. Seperti isu HAM, demokrasi, lingkungan hidup, terorisme, gender, yang semuanya
itu dijadikan alat propaganda demi kepentingan mereka. Sedangkan umat Islam
tidak mempunyai media massa yang memadai untuk memperjuangkan dan menegakkan
nilai-nilai Islam atau membela kepentingan agama dan umat. Akibat tidak
tersalurkannya aspirasi umat itu, maka umat Islam hanya menjadi konsumen dan menjadi
rebutan media massa lain yang tidak jarang membawa informasi yang sepihak,
subjektif dan terkadang menyesatkan. Akibatnya umat Islam dikuasai dan dijejali
oleh nilai-nilai dan budaya sekulerisme, materialisme, hedonisme dan lain sebagainya.
Kedua,
adanya pemojokan terhadap Islam, yakni pemberitaan yang tidak seimbang dan
memojokkan Islam di dunia internasional. Agar dunia membenci dan memandang
negatif kepada Islam. Media-media massa kaum kafir gencar mensosialisasikan
nilai-nilai, pemikiran, dan budaya mereka ke dunia Islam dengan tujuan
mempengaruhi gaya hidup umat Muslim supaya bertentangan dengan syariat. Sebagaimana
kita ketahui bahwa link media massa, kantor-kantor berita, surat kabar,
penerbitan, jaringan TV, radio dikuasai oleh orang-orang non-muslim (dalam hal
ini Yahudi) seperti Reuter, jaringan TV internasional (CNN, BBC, CBS, NBS). Selain
itu, mereka juga menguasai perusahaan perfilman seperti FOX Company, Golden
Company, Metro Company, Warners & Broos Company dan Paramount Company serta
lain sebagainya. Melalui jaringan tersebut Islam diopinikan negatif, mereka
menciptakan pendapat umum bahwa Islam dan umatnya sebagai agama berbahaya,
intoleran, anti demokrasi, ortodoks, haus darah dan masih banyak lagi.
Ketiga,
fobia terhadap Islam sebagai akibat adanya pengaruh dari pemberitaan yang terus
memojokkan Islam yang mengakibatkan terjadinya fobia terhadap Islam. penyakit
ini pernah ditularkan oleh kaum kafir Quraisy. Ketakutan yang menimbulkan rasa
benci terhadap Islam yang berasal dari ketidaktahuan mereka tentang Islam. Lebih
dari itu, mereka khawatir dengan Islam sebagai agama yang memiliki potensi
mengancam keberlangsungan kelompok mereka. Boleh jadi, jika sekarang wajah
Islam terkesan menakutkan, di samping karena banyak umat yang tidak
melaksanakan ajaran Islam secara baik dan benar, juga dikarenakan keberhasilan
propaganda media barat/non-muslim lewat jaringan media massa yang mereka
kuasai.
Oleh karena itu, mari senantiasa kita tingkatkan
terus belajar ilmu pengetahuan terutama teknologi informasi dan media massa, karena
keduanya merupakan senjata ampuh yang mampu membentuk image agama Islam sebagai
agama yang rahmatan lil alamin. Wallahu ‘A’lam.
Disarikan dari NU Online
Tidak ada komentar:
Posting Komentar