(Selamat Datang Di Pondok Pesantren
Shofa Azzahro)
Oleh:
Faiz Aminuddin, MA
Dewasa ini,
pertukaran budaya antar negara sudah tidak terbendung lagi, hal ini dikarenakan
media informasi baik cetak maupun elektronik sudah semakin berkembang dan
canggih. Kemudahan mengakses informasi melalui internet, jaringan televisi
internasional, radio, majalah dan VCD atau DVD tidak disangkal lagi mempunyai
pengaruh besar terhadap perkembangan suatu bangsa. Namun, informasi publik yang
begitu mudah diakses oleh semua kalangan termasuk para remaja memunculkan
kekhawatiran tersendiri, karena bisa juga menjadi boomerang manakala banyak para remaja yang terhipnotis kehidupan
bebas ala barat yang banyak bertentangan dengan syariat Islam atau terhipnotis
dengan ajaran-ajaran Islam garis keras, fundamental atau radikal yang begitu
gencar dilakukan.
Dalam masalah moral/akhlak, saat ini
banyak oknum generasi muda yang terlibat kasus geng motor, seks bebas, tawuran,
minuman keras, narkoba dan kasus kriminal yang lain. Ibu Ani Yudhoyono pada
acara “Aksi Peduli Anak Bangsa Bebas Narkoba” tahun 2013 pernah menyampaikan, bahwa
remaja yang sudah terkontaminasi narkoba mencapai 19% dari jumlah remaja di
Indonesia, atau sekitar 14 ribu remaja. Lain halnya tentang masalah seksual,
data dari BKKBN menyatakan 51% remaja pernah melakukan seks bebas, artinya
separo lebih remaja di Indonesia pernah melakukan hubungan seks yang mestinya
belum dilakukan. Angka sebesar itu tentu membuat miris berbagai kalangan, sebab
begitu banyak remaja yang sudah bertindak di luar ajaran agama, padahal
Indonesia adalah negara yang dikenal sebagai negara dengan populasi Islam
terbesar di dunia.
Sementara itu dalam masalah sosial
keagamaan, saat ini marak terjadi fenomena kekerasan atas nama agama yang
dilakukan oleh kelompok-kelompok radikal, anehnya tidak sedikit remaja yang
terpengaruh ajaran tersebut. Memang tidak bisa dipungkiri, pasca-reformasi
upaya untuk menyebarluaskan faham keagamaan yang radikal cukup marak dan
massif. Pola rekruitmen anggota baru justru lebih menyasar pada generasi
muda. Sementara, ajaran yang dibawa sangat bertolakbelakang dengan prinsip
Islam itu sendiri. Tujuan utama mereka adalah ingin menyeragamkan pandangan dan
sikap keagamaan yang sesuai dengan apa yang mereka yakini, keyakinan di luar
mereka dianggap sesat, kafir atau bid’ah. Sikap seperti itu disebabkan karena
pemahaman yang sangat literal dan dangkal terhadap teks-teks keagamaan tanpa
memperhatikan historisitas teks itu sendiri.
Mereka juga berpendapat bahwa
tatanan kehidupan beragama, sosial dan politik yang ada di negara Indonesia
tidak sesuai dengan cita-cita mereka. Oleh karena itu, mereka berpandangan hal
itu harus dirubah agar sesuai dengan
ideologi mereka tidak peduli walaupun harus dilakukan dengan cara
kekerasan serta cara yang bertentangan dengan prinsip-prinsip ajaran agama.
Seperti melakukan bom bunuh diri, intoleran dan merasa paling benar. Fenomena
tersebut tentu akan berdampak buruk dan membahayakan kehidupan berbangsa di
masa yang akan datang, terlebih remaja adalah calon pemimpin dan penerus dari
generasi-generasi sebelumnya, jika hal ini dibiarkan maka “peradaban
jahiliyah baru” tinggal menunggu waktu. Terlebih, secara teori perkembangan
periode remaja adalah periode dimana seorang anak mengalami masa transisi
menuju masa dewasa, sehingga akan cenderung labil karena sedang berproses
menuju proses kematangan akal, sosial dan emosional. Pada tahap ini pula remaja
biasanya lemah dalam penggunaan nilai dan moral. Alhasil, mereka
lebih suka bertindak ceroboh, trial and error dan rela
mengorbankan moralitas untuk mendapatkan pujian dari kelompok referensi mereka
tanpa harus memikirkan resiko/akibat yang akan terjadi.
Untuk itu, perlu dilakukan upaya sungguh-sungguh guna
menanggulangi dan mengantisipasi semua pengaruh negatif yang ada di sekitar
kita. Sayangnya, meskipun ancaman tersebut cukup nyata akan tetapi sebagian
orang tua sering tidak mempedulikan ancaman tersebut. Padahal anak merupakan
amanah dari Allah yang harus dijaga dengan sebaik-baiknya, sehingga kita tidak
menjadi orang yang merugi sekaligus menyesal di kemudian hari. Namun
alhamdulillah, di tengah minimnya gerakan moral pada permasalahan patologi
sosial di kalangan remaja, masih ada lembaga pendidikan yang mempunyai
perhatian khusus pada permasalahan tersebut. Di antaranya adalah Pondok
Pesantren Shofa Azzahro (PPSA) Gembong-Pati yang berupaya membentengi para
remaja dari arus negatif dari efek modernisasi dan globalisasi. Tujuan yang
mulai itu diharapkan akan membawa pengaruh positif dalam rangka membentuk
remaja Indonesia khususnya remaja Pati dan sekitarnya menjadi insan yang
bermoral dan berakhlakul karimah. Dengan demikian, penting kiranya bagi para
orang tua untuk mulai merenungkannya. Wallahu ‘A’lam.
PONPES SHOFA AZZAHRO’
GEMBONG-PATI
Ponpes Shofa Azzahro’ (PPSA)
merupakan Ponpes putra-putri Modern yang terletak di Desa Gembong, Kec.
Gembong, Kabupaten Pati. Didirikan oleh KH. Imam Shofwan dan Hj. Fatimah
Azzahro’ dengan ijin operasional dari Kementerian Agama (Kemenag) nomor piagam:
Kd.11.18/5/PP.00. 71785/2009. Pendirian pesantren ini pada hakikatnya dilandasi
oleh tanggung jawab moral dan sosial sebagai anggota masyarakat untuk membina
dan mendidik generasi muda dalam mempelajari, memahami dan mengamalkan
ajaran-ajaran Islam yang lurus. Mengingat, saat ini makin banyak lingkungan di
sekitar kita yang tumbuh subur perilaku-perilaku yang melanggar syariat (tidak
terpuji).
Selain itu, di era digital seperti
sekarang ini, PP Shofa Azzahro’ (PPSA) juga membekali para santri supaya
memiliki bermacam-macam keahlian, yaitu dengan memadukan pendidikan agama,
skill dan penguatan kepribadian.
Di tahun 2014 ini, PP Shofa Azzahro’
membuka program khusus lantaran telah rampungnya infrastruktur utama berupa
gedung (3 lantai) senilai 5,1
M dengan wakaf tanah dari KH. Nur Kholid, proyek besar
itu guna mewujudkan Ponpes yang kondusif, representatif dan sehat. Pada tahun
ajaran baru ini, Ponpes Shofa Azzahro’ menerima calon santri putra dan putri
yang akan masuk jenjang MI (Sudah terakreditasi A) dan MTs (Sudah
terakreditasi A).
Fasilitas penting lain yang menjadi
ujung tombak untuk meningkatkan mutu santriwan/wati adalah beberapa pendidikan skill sampai lembaga-lembaga
penunjang:
PENDIDIKAN
SKILL
No
|
Jenis Pelatihan |
Keterangan |
1.
|
Kelas
Menulis/Jurnalistik
|
Melatih kesadaran
menulis para santri (buku/media)
|
2.
|
Kelas Public Speaking
|
Sebagai modal menjadi Pemimpin/Da’i-Da’iyah
|
LEMBAGA DAN UNIT KEGIATAN PONPES SHOFA AZZAHRO
No
|
Nama Lembaga & Unit Kegiatan |
Keterangan |
|
1.
|
Lembaga Bahasa Asing
|
Bahasa
Inggris dan Arab
|
|
2.
|
Lembaga Anti Bullying
(LAB)
|
Mencegah kekerasan
(fisik/psikis)
|
|
3.
|
Kesenian
|
Pencak silat, Hadroh, Qiro’, Marching
Band
|
|
BIAYA
BULANAN
Perbulan
|
Fasilitas Primer/Penunjang
|
Fasilitas Belajar
|
Rp. 250.000
|
Makan 3x sehari, koran, majalah, air minum/mandi, listrik, dll.
|
Sekolah, mengaji, asrama,
perpustakaan, akses pelatihan, dll.
|
Waktu Pendaftaran : Setiap hari (Jam 07.00-16.00 WIB) dari
tgl 1 Juni-14 Juli 2014
Tempat Pendaftaran : Di Sekretariat Utama Ponpes Shofa Azzahro’
D/A:
Kediaman KH. Imam Shofwan/Hj. Fatimah Azzahro’,
Rt/Rw 04/02 Desa. Gembong. Sebelah Barat Masjid Besar Baitul Muttaqin Kec.
Gembong/belakang Kantor Kecamatan Gembong
Syarat : - Mendaftar dengan orang tua/wali
- Mengisi Formulir Pendaftaran & Pas Foto
3x4 (5 Lembar)
- Membayar uang pendaftaran Rp.100.000
Informasi Lebih Lanjut Hub: 0821 3452 6586 atau 0813 2839
2723
*Bebas
uang gedung