Sabtu, 13 Juli 2013

CINTA BATIK CINTA INDONESIA OLEH FAIZ AMINUDDIN



Batik merupakan lukisan di atas kain yang menggabungkan berbagai unsur gambar, corak, serta motif-motif yang khas. Goresan-sgoresan yang terkandung di dalamnya syarat akan makna, simbol, dan filosofi yang kuat. Pada awalnya proses pembuatan batik dilakukan hanya dengan menggunakan tangan, akan tetapi dalam perkembangannya, batik juga dikembangkan dengan menggunakan mesin yang akhirnya dikenal dengan sebutan batik cap. Ada beberapa versi tentang kapan batik mulai dikenal dan dikembangkan di Nusantara, ada yang berpendapat pada abad ke-8 adapula pendapat yang mengatakan pada abad ke-18, terlepas dari perbedaan tersebut, batik telah menjadi salah satu falsafah kehidupan bagi masyarakat Indoensia, khususnya masyarakat Jawa.

Aneka kreasi warna yang dimiliki, menjadikan batik sebagai salah satu karya anak bangsa yang monumental, sehingga mampu menjadi magnet tersendiri bagi para wisatawan asing untuk berkunjung ke Indonesia. Alhasil batik tidak sekedar menjadi komiditas jual beli akan tetapi juga masuk pada ranah pariwisata. Tidak mengherankan jika membuat negara-negara lain mencoba untuk merong-rong, salah satunya adalah Malaysia. Negara Serumpun tersebut sampai membuat pengakuan yang mengagetkan, dengan mengklaim batik sebagai bagain dari budaya Malaysia. Hal itu terungkap saat Malaysia menjadikan batik sebagai bagian dari iklan pariwisata “Visit Malaysia”.

Tindakan tersebut memicu gelombang protes diseluruh pelosok negeri, pemerintah Indonesia dengan tegas meminta pemerintah Malaysia mencabut klaim sepihak yang telah dilakukannya. Adanya indikasi pencurian dan penyalahgunaan budaya membuat pemerintah mendesak kepada UNESCO untuk segera menjadikan batik sebagai warisan budaya dunia yang dimiliki oleh Indonesia. Akhirnya, pada tanggal 2 Oktober 2009 UNESCO mensahkan batik sebagai warisan budaya Indoensia dan sekaligus pada tanggal tersebut dinobatkan sebagai hari Batik sedunia.

Identitas yang telah diakui dunia tersebut hendaknya membuat semua anak bangsa semakin cinta batik, pengenalan batik perlu dilakukan sedini mungkin, kepada anak-anak dan kalangan muda. Sebab pencapaian ini akan mubadzir jika kelak anak cucu kita tidak mengenalnya. Kecenderungan dikalangan remaja yang malu untuk memakai batik perlu dicarikan solusinya, ada kesan batik identik dengan orang tua dan tidak gaul, apalagi ditambah dengan arus dunia mode yang terus berkembang serta terus mengikis nilai-nilai tradisional (seperti; batik), untuk itu perlu dibuat kebijakan dan langkah strategis untuk mengatasinya.

Kaidah yang dipakai untuk menggalakkan batik kepada kalangan muda adalah dengan menggunakan stimulus segi tiga emas, yaitu disainer, media, dan sekolah. Pertama, mendorong para disainer adalah merancang batik agar match jika dipakai dengan jeans atau rok panjang, modelnya juga lebih simple tetapi trendy, biar kaum muda tidak alergi dengan batik, dengan catatan tidak merusak dari nilai bati itu sendiri. Kedua, mendorong media baik cetak maupun elektronik untuk selalu mengkampanyekan batik, karena peran media terbukti ampuh dan cukup signifikan dalam mempengaruhi perilaku, sikap, dan gaya hidup seseorang, khususnya kalangan muda. Ketiga, mendorong lembaga-lembaga pendidikan atau sekolah untuk memasukkan batik masuk dalam kegiatan extra kurikuler sekolah, yang terarah dan terpadu, seperti layaknya kegiatan olah raga, menggambar, dan menari. Jadi siswa-siswi tidak hanya disuruh memakai batik saat sekolah, karena terbukti pengenalan yang dilakukan di sekolah akan lebih diperhatikan oleh para pelajar dari pada yang diterima di luar sekolah.
                                                                                    *Faiz Aminuddin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar