Rabu, 03 Juli 2013

MARHABAN YA SYAHRA RAMADHAN

Sebentar lagi tamu kita yang mulia bulan Ramadhan akan segera tiba. Tamu terhormat yang datang dengan membawa segudang peluang dan kesempatan emas bagi kita. Kenapa dikatakan demikian? Tak lain karena di dalam bulan Ramadhan terkandung kemuliaan dan keistimewaan yang amat besar, yang tak bisa dijumpai pada bulan-bulan lainnya. Nilai ibadah dilipatgandakan, do'a-do'a dikabulkan, dosa diampuni, pintu surga dibuka, sementara pintu neraka ditutup. Untuk itu, marilah kita sambut kedatangannya dengan penuh suka cita “Marhaban Ya Syahra Ramadhan”.

Quraish Syihab menjelaskan bahwa kata “marhaban” terambil dari akar kata “rahb” (رَحْبٌ) yang berarti (وَاسِعٌ, رَحِيْبٌ) “luas atau lapang”, sehingga marhaban menggambarkan bahwa tamu yang datang disambut dan diterima dengan lapang dada, penuh kegembiraan, serta dipersiapkan baginya tempat yang luas untuk melakukan apa saja yang dia inginkan. Dari kata ini, terbentuk kata “rahbah” yang diartikan sebagai “ruangan luas untuk mobil,” guna memperoleh perbaikan untuk kelanjutan perjalanannya. “Marhaban Ya Syahra Ramadhan” berarti “kami menyambutmu dengan penuh kegembiraan dan kami persiapkan untukmu tempat yang luas agar engkau bebas melakukan apa saja yang berkaitan dengan upaya mengasah & mengasuh jiwa kami”.

Dalam bahasa Arab bulan disebut dengan “syahr” (الشَّـهْرُ) yang bermakna “terkenal” atau populer. Orang Arab biasanya menamai bulan sesuai dengan keadaan di mana bulan itu berlangsung. Karena pada masa turunnya perintah puasa adalah musim panas yang terik, maka bulan itu dinamai “Ramadhan” yang akar katanya dari “Ramidha” (رَمِضَ) yang berarti “sangat panas, membakar” disebabkan panas matahari yang luar biasa menyinari pasir-pasir gurun. Pengertian di atas sesuai dengan makna filosofis bulan Ramadhan, yaitu membakar dosa-dosa yang pernah dilakukan dengan menahan makan dan minum dan apa-apa yang membatalkannya. Rasulullah SAW, bersabda, “dinamakan bulan Ramadhan karena ia cenderung membakar dosa-dosa. 

Dengan demikian, rugilah orang-orang yang tidak dapat bertemu dengannya, namun akan lebih rugi lagi bagi mereka yang dapat menjumpainya akan tetapi tidak mau mengambil sesuatu darinya. Oleh karena itu, kita perlu mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya dan berazam supaya kita bisa memaksimalkan bulan penuh kemuliaan tersebut untuk beribadah mendekatkan diri kepada Allah SWT, sehingga apa yang menjadi Tujuan Akhir dari puasa Ramadhan ini, yakni derajat "Ketaqwaan" dapat kita raih. Semoga bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar