Sebentar lagi tamu kita yang mulia bulan Ramadhan akan
segera tiba. Tamu terhormat yang datang dengan membawa segudang peluang dan
kesempatan emas bagi kita. Kenapa dikatakan demikian? Tak lain karena di dalam
bulan Ramadhan terkandung kemuliaan dan keistimewaan yang amat besar, yang tak
bisa dijumpai pada bulan-bulan lainnya. Nilai ibadah dilipatgandakan, do'a-do'a
dikabulkan, dosa diampuni, pintu surga dibuka, sementara pintu neraka ditutup.
Untuk itu, marilah kita sambut kedatangannya dengan penuh suka cita “Marhaban
Ya Syahra Ramadhan”.
Quraish Syihab menjelaskan bahwa kata “marhaban” terambil
dari akar kata “rahb” (رَحْبٌ) yang berarti (وَاسِعٌ, رَحِيْبٌ) “luas atau lapang”, sehingga marhaban menggambarkan
bahwa tamu yang datang disambut dan diterima dengan lapang dada, penuh
kegembiraan, serta dipersiapkan baginya tempat yang luas untuk melakukan apa
saja yang dia inginkan. Dari kata ini, terbentuk kata “rahbah” yang diartikan
sebagai “ruangan luas untuk mobil,” guna memperoleh perbaikan untuk kelanjutan
perjalanannya. “Marhaban Ya Syahra Ramadhan” berarti “kami menyambutmu dengan
penuh kegembiraan dan kami persiapkan untukmu tempat yang luas agar engkau
bebas melakukan apa saja yang berkaitan dengan upaya mengasah & mengasuh
jiwa kami”.
Dalam bahasa Arab bulan disebut dengan “syahr” (الشَّـهْرُ) yang bermakna “terkenal” atau populer. Orang Arab
biasanya menamai bulan sesuai dengan keadaan di mana bulan itu berlangsung.
Karena pada masa turunnya perintah puasa adalah musim panas yang terik, maka
bulan itu dinamai “Ramadhan” yang akar katanya dari “Ramidha” (رَمِضَ) yang berarti “sangat panas, membakar” disebabkan panas
matahari yang luar biasa menyinari pasir-pasir gurun. Pengertian di atas sesuai
dengan makna filosofis bulan Ramadhan, yaitu membakar dosa-dosa yang pernah
dilakukan dengan menahan makan dan minum dan apa-apa yang membatalkannya.
Rasulullah SAW, bersabda, “dinamakan bulan Ramadhan karena ia cenderung
membakar dosa-dosa.
Dengan demikian, rugilah orang-orang yang tidak dapat
bertemu dengannya, namun akan lebih rugi lagi bagi mereka yang dapat
menjumpainya akan tetapi tidak mau mengambil sesuatu darinya. Oleh karena itu,
kita perlu mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya dan berazam supaya kita
bisa memaksimalkan bulan penuh kemuliaan tersebut untuk beribadah mendekatkan
diri kepada Allah SWT, sehingga apa yang menjadi Tujuan Akhir dari puasa
Ramadhan ini, yakni derajat "Ketaqwaan" dapat kita raih. Semoga
bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar