Kekerasan dalam rumah tangga yang saat ini marak terjadi
membuat berbagai kalangan miris, sebab nilai-nilai kemanusiaan seakan sudah hilang
dalam benak manusia. Umumnya kekerasan dalam rumah tangga dilakukan oleh suami
kepada istrinya, sekalipun kekerasan
istri terhadap suami juga ada akan tetapi jumlahnya tidak seberapa. Hal ini
terjadi akibat suami merasa dirinya superior sedangkan wanita menjadi inferior
atau suami merasa mempunyai hak penuh dan mempunyai kekuasaan penuh dalam rumah
tangga, akibatnya ia akan merendahkan peran-peran istri bahkan peran anak dalam
kehidupan berumah tangga.
Berbicara masalah kekerasan dalam rumah tangga, kita
juga harus mengklasifikasikannya dengan seksama, supaya ada batasan-batasan
yang jelas mana yang masuk kategori kekerasan dan mana yang tidak termasuk
dalam kategori kekerasan, sebab dengan semakin berkembangnya faham-faham
feminist, perjuangan mereka untuk menyamakan hak dengan kaum laki-laki semakin
genjar, akhirnya produk hukum pun mengalami perubahan, sehingga yang dinamakan
kekerasan juga semakin berkembang, kekerasan tidak lagi hanya dianggap sebagai
bentuk pemukulan, penganiayaan, dan penyiksaan, melainkan pula masuk pada ranah
kekerasan pada psikis, sebab kekerasan pada psikis inilah yang justru sakitnya
tidak hilang-hilang sampai kapan pun juga.
Untuk mengetahui lebih mendalam lagi tentang penyebab
kekerasan dalam rumah tangga penulis jabarkan setidaknya ada lima penyebab
terjadinya domestic violence atau kekerasan dalam rumah tangga yang saat
ini sudah pada tingkat yang sangat mengkhawatirkan:
1. Masalah pendidikan, masalah rendahnya
pendidikan inilah yang menjadi salah satu penyebab terjadinya kekerasan, orang
menjadi tidak tahu apa fungsi dirinya di dalam rumah tangga, bagaimana harus
memperlakukan seorang istri atau pun memperlakukan suaminya, bahkan kepada
anak-anaknya. Pendidikan juga mempunyai fungsi supaya orang tidak mudah dibodohi
dan dicurangi.
2. Pengaruh culter, peran
budaya termasuk bagian dari sumber terjadinya kekerasan dalam rumah tangga,
sekalipun pada dasarnya tidak ada budaya manapun yang menghalalkan kekerasan,
hanya ada nilai-nilai yang terkandung di dalamnya yang memuat tentang kelas
laki-laki lebih tinggi dari pada kelasnya perempuan, nilai-nilai seperti ini
akhirnya menstimuli orang menganggap remeh kaum perempuan, akibatnya jika tidak
mampu mengontrol emosinya maka kekerasan tidak akan terhindarkan.
3. Pengaruh nilai-nilai agama yang
menyesatkan, kenapa penulis ungkapan yang menyesatkan, sebab beberapa orang
melakukan kekerasan dalam rumah tangga dengan mengatasnamakan agama, mereka
dengan lantang mengucapkan bahwa istri berhak dipukul manakala melanggar
peraturan suami, mereka juga beranggapan bahwa wanita derajatnya lebih rendah
dibandingkan perempuan, buktinya adalah cerita yang terlanjur berkembang di
masyarakat bahwa wanita yang pertama kali diciptakan oleh Allah adalah ibu
Hawa, dan ia diciptakan melalui tulang rusuk Nabi Adam, padahal tafsir tersebut
merupakan tafsir isro’illiyat yang dianggap para Ulama’ Tafsir tidak layak lagi
dipakai sebagai dasar penafsiran.
4. Mempunyai kelainan, banyak
orang melakukan kekerasan dalam rumah tangga karena disebabkan oleh kelainan
atau orang yang mempunyai masalah pada kepribadiannya, seperti psikopat, shezofrenia,
dan lain sebagainya.
Oleh: Faiz Aminuddin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar