Senin, 08 Juli 2013

Puasa Sebagai Bulan Ibadah



Bulan Ramadhan adalah waktu yang tepat untuk meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah SWT, karena  di dalamnya semua amal kebaikan akan dilipat-gandakan. Ingatlah sebuah Hadits “Barang siapa datang ke majlis ta’lim di bulan Ramadhan, maka Allah memerintahkan malaikat mencatat setiap langkahnya sebagai pahala ibadah satu tahun penuh”. Ingatlah pula sebuah Hadist Rasulullah SAW yang memberitakan “barang  siapa memberi buka puasa kepada orang lain hinnga kenyang, Allah akan mengampuni dosa-dosanya, dan kelak di akhirat nanti Allah akan memberinya minuman penolak dahaga hingga masuk surga”.

Bukankah semua itu hanya ada di bulan Ramadhan saja? andaikan mereka memahami hikmah yang terkandung di dalam Ramadhan, pastilah mereka akan mengharap semua bulan menjadi Ramadhan, Rasulullah SAW bersabda “Andaikata umatku tahu yakni mengerti apa yang terkandung dalam Ramadhan, maka mereka akan mengharapkan satu tahun itu akan menjadi bulan Ramadhan”.

Dalam telaah Sayyid Haidar Al-Amuly misalnya, penulis kitab Asrararus Syariah wa Athwarul Thariqah wa Anwarul Haqiqah, puasa disebut sebagai pintu ibadah dikarenakan ia berfungsi terhadap dua hal. Pertama, puasa berpotensi mencegah hal-hal yang dilarang agama, mencegah diri dari nafsu syahwat dan juga puasa adalah ibadah eksklusif, yaitu ibadah rahasia yang hanya diketahui oleh Allah. Berbeda dengan salat, zakat dan ibadah selain keduanya yang masih mungkin dilihat sesama.

Kedua, puasa adalah bentuk penyerangan terhadap setan, disebut menyerang setan karena ia tidak akan mampu menggoda manusia, kecuali dengan jalan pemenuhan nafsu syahwat. Nah, dalam keadaan lapar dan dahaga maka bisa menjadi upaya preventif (pencegahan) untuk menaklukkan segala nafsu syahwat yang tidak lain adalah piranti setan untuk menggoda manusia. Untuk itu, jika piranti ini ditiadakan, niscaya hilanglah aktivitas godaan itu. Nabi Muhammad SAW bersabda : “ Sesungguhnya setan itu menyusuri putra Adam, sebagaimana aliran darah, maka sempitkan alirannya dengan lapar”.



Kiranya telah jelas bahwa yang dimaksud setan dibelenggu, lebih mengena diartikan bahwa peluang dan piranti setan untuk menggoda manusia di bulan puasa Ramadan benar-benar ditutup, dikendalikan dengan terapi lapar manusia yang berpuasa. Dengan ditutupnya peluang melakukan dosa bermakna neraka siksaan telah pula ditutup dan yang tinggal kemudian adalah bekerjanya nurani manusia untuk kembali pada jalan Allah yang membawanya menuju surga keridhaan Allah Ta’ala.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar