Bulan
Ramadhan adalah waktu yang tepat untuk meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah
SWT, karena di dalamnya semua amal kebaikan akan dilipat-gandakan. Ingatlah
sebuah Hadits “Barang siapa datang ke majlis ta’lim di bulan Ramadhan, maka
Allah memerintahkan malaikat mencatat setiap langkahnya sebagai pahala ibadah
satu tahun penuh”. Ingatlah pula sebuah Hadist Rasulullah SAW yang memberitakan
“barang siapa memberi buka puasa kepada orang lain hinnga kenyang, Allah
akan mengampuni dosa-dosanya, dan kelak di akhirat nanti Allah akan memberinya
minuman penolak dahaga hingga masuk surga”.
Bukankah
semua itu hanya ada di bulan Ramadhan saja? andaikan mereka memahami hikmah
yang terkandung di dalam Ramadhan, pastilah mereka akan mengharap semua bulan
menjadi Ramadhan, Rasulullah SAW bersabda “Andaikata umatku tahu yakni mengerti
apa yang terkandung dalam Ramadhan, maka mereka akan mengharapkan satu tahun
itu akan menjadi bulan Ramadhan”.
Dalam
telaah Sayyid Haidar Al-Amuly misalnya, penulis kitab Asrararus Syariah wa
Athwarul Thariqah wa Anwarul Haqiqah, puasa disebut sebagai pintu ibadah
dikarenakan ia berfungsi terhadap dua hal. Pertama, puasa berpotensi mencegah
hal-hal yang dilarang agama, mencegah diri dari nafsu syahwat dan juga puasa adalah
ibadah eksklusif, yaitu ibadah rahasia yang hanya diketahui oleh Allah. Berbeda
dengan salat, zakat dan ibadah selain keduanya yang masih mungkin dilihat
sesama.
Kedua,
puasa adalah bentuk penyerangan terhadap setan, disebut menyerang setan karena
ia tidak akan mampu menggoda manusia, kecuali dengan jalan pemenuhan nafsu
syahwat. Nah, dalam keadaan lapar dan dahaga maka bisa menjadi upaya preventif (pencegahan)
untuk menaklukkan segala nafsu syahwat yang tidak lain adalah piranti setan
untuk menggoda manusia. Untuk itu, jika piranti ini ditiadakan, niscaya hilanglah
aktivitas godaan itu. Nabi Muhammad SAW bersabda : “ Sesungguhnya setan itu
menyusuri putra Adam, sebagaimana aliran darah, maka sempitkan alirannya dengan
lapar”.
Kiranya
telah jelas bahwa yang dimaksud setan dibelenggu, lebih mengena diartikan bahwa
peluang dan piranti setan untuk menggoda manusia di bulan puasa Ramadan
benar-benar ditutup, dikendalikan dengan terapi lapar manusia yang berpuasa.
Dengan ditutupnya peluang melakukan dosa bermakna neraka siksaan telah pula
ditutup dan yang tinggal kemudian adalah bekerjanya nurani manusia untuk
kembali pada jalan Allah yang membawanya menuju surga keridhaan Allah Ta’ala.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar