Di zaman yang disebut sebagai era media
informasi, media adalah kunci dari peradaban. Tidak berlebihan bila sampai ada
pendapat yang menyatakan bahwa barang siapa yang menguasai media maka dialah
yang akan menguasai dunia. Ungkapan tersebut sangat beralasan, karena dengan media
informasi maka dapat menjadikan bumi yang sebesar ini seakan-akan menjadi
sebuah kampung kecil, peristiwa yang terjadi pada detik ini di belahan dunia
manapun akan diketahui dengan cepat oleh seluruh penduduk bumi. Lantas
bagaimanakah keadaan NU?
Penguasaan media informasi tidak dipungkiri
menjadi salah satu kelemahan NU yang harus segera mendapatkan perhatian khusus.
Terlebih apabila mencermati perkembangan media saat ini yang sedang mengalami
gejala penyakit pragmatis dengan menyampaikan sesuai pesanan, bukan sesuai
fakta di lapangan. Secara konten, banyak beredar informasi yang kurang mendidik,
sara, perilaku kriminal, amoral dan lain sebagainya. Akibatnya, setiap hari tidak
terkecuali warga NU dijejali oleh nilai-nilai dan budaya fundamentalisme,
radikalisme, sekulerisme, materialism dan hedonisme. Bukan berarti suudzon
terhadap media, tetapi melihat realitas yang ada perlu kiranya ada media
penyeimbang yang dapat menginspirasi warga NU. Lebih lanjut, di era media
informasi seperti sekarang ini, informasi menjadi kebutuhan primer yang akan
terus dicari dan diikuti. Dampak media juga tidak bisa dipandang sebelah mata, lantaran
dapat mempengaruhi dan membentuk pikiran, sikap dan perilaku manusia.
Pertanyaannya, apakah NU sudah memiliki media yang kredibel dan mampu bersaing dikancah
nasional? Jika belum, itu merupakan suatu kerugian yang besar. Jumlah warga NU
yang berkisar di angka 60-70 juta jiwa sebenarnya dapat menjadi potensi yang bisa
digarap untuk mengembangkan media yang berkelas, mencerdaskan dan mencerahkan. Ibarat
membuat pasar, di situ sudah mempunyai calon pelanggan tetap yang siap menerima
pesan moral mulia dari ajaran-ajaran NU. (Selamat Datang Majalah Nuansa LTN
PCNU Pati)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar